Hotel Tugu Sri Lestari Blitar dan Maket Kuliner Soekarno (jawapos.com)

Artikel asli diterbitkan oleh JawaPos.com. Baca DI SINI.

Penulis: Galih Adi Prasetyo

 

Banyak yang penasaran dengan santapan favorit para penggede bangsa. Termasuk sosok karismatik seperti Soekarno. Berdasar riset dan wawancara dengan sahabat Soekarno, Hotel Tugu Sri Lestari Blitar kemudian menyajikan maket menu kegemaran presiden pertama Indonesia itu untuk khalayak umum.

JawaPos.com – Blitar menjadi kota peristirahatan terakhir Soekarno. Citra Blitar sebagai ’’kota Bung Karno’’ dimaksimalkan oleh Hotel Tugu Si Lestari Blitar untuk mengkreasi menu dengan nama bapak bangsa Indonesia tersebut.

Operation Manager Hotel Tugu Sri Lestari Blitar Suhartini menjelaskan, mencari dan memadupadankan menu Soekarno itu gampang-gampang susah. Referensi buku dan bertanya kepada pakar sejarah merupakan modal awal mereka mulai membuat menu tersebut.

Hartini –sapaan Suhartini‒ mengatakan, pihaknya berusaha agar menu maket Soekarno di hotelnya tidak dianggap waton atau asal. Apalagi, hal itu berkaitan dengan tokoh yang mengubah sejarah Indonesia lepas dari cengkeraman kolonial.

’’Kami bertanya kepada sahabat Bung Karno semasa di Istana Tampaksiring, Bali. Ketika itu penulis buku A Gecko for Luck dari Belanda Horst H. Geerken sedang menginap di hotel kami,” ucap Hartini. ’’Kami banyak berdiskusi dan sharing soal menu favorit Bung Karno,’’ lanjutnya.

Menurut Hartini, tanggapan soal maket menu Soekarno itu luar biasa. Banyak yang suka dan cocok dengan menu-menu tersebut. ’’Kami bangga karena bisa memunculkan hidangan ikonik itu di atas meja lagi,’’ kata Hartini.

Pemkot dan Pemkab Blitar acap kali menyuguhi tamu formal mereka dengan menu maket Soekarno. Menu yang lahir dari riset dan bertanya kepada orang dekat Soekarno mendapat tempat yang sangat dihormati. Bung Karno pernah berkata, kuliner pun bisa menjadi ajang diplomasi.

’’Di maket menu itu total ada 12 menu sajian. Mulai sayur, lauk, hingga jajanan favorit Bung Karno,’’ papar Hartini.

Dari pelacakan sejarah yang dihimpun hotel, beberapa menu utama dari Bung Karno sangatlah sederhana. Misalnya, sambal yang dinikmati bersama daun pepaya muda rebus. Sambalnya pun bukan yang digoreng dan dimasak, melainkan sambal terasi segar.

’’Daun pepaya yang dipakai hanya pucuk yang terlihat muda. Sambalnya dari tomat, terasi, dan cabai yang diulek dalam posisi masih segar dan tidak dimasak. Lauknya juga simpel, seperti ikan asin dan telur dadar,” terangnya.

Kemudian ditambah lagi dengan pecel dan rempeyek teri atau kacang. Disajikan di pincuk dengan daun pisang

Lalu, ada mangasati. Daging yang dimasak bumbu merah dan ditambah dengan bihun. Penampakannya sekilas mirip rendang, tapi bahan rempah yang dipakai tidak sekompleks rendang.

’’Resep ini memang berbeda dan jarang orang tahu. Namun, kami berhasil mendapat informasi dan mereka ulang menu tersebut. Dan, menu itu termasuk salah satu yang paling banyak diminati,’’ ucap Hartini.

Sate juga muncul dalam maket menu favorit Soekarno itu. Uniknya, sate ayam yang disajikan menggunakan sambal cabai hijau. Perpaduan yang jarang ditemui di masyarakat umum.

Menu lokal lain yang disukai Bung Karno adalah blendi. Seperti lodeh, tapi dengan isian seperti kacang panjang dan tempe. Lalu, ada irisan cabai hijau untuk menambah aroma dan rasa yang pedas.

’’Untuk lodeh, ada lagi yang disukai beliau, yakni lodeh daun singkong. Nah, dimakan bersama dengan ayam goreng laja (lengkuas, Red). Ini menu dari Bali,’’ ujarnya.

Hartini menyebutkan, Bung Karno juga menyukai makanan polo pendem. Misalnya, singkong bakar atau kukus. Biasanya disandingkan dengan kopi tubruk dan disajikan saat pagi.