Artikel asli diterbitkan oleh HighEnd Magazine. Baca DI SINI.
Penulis: Adelia Ayu
Dengan misi utama untuk menghidupkan kembali The Art, Soul, and Romance of Indonesia, Tugu Hotels & Restaurants secara konsisten menerapkannya pada setiap properti yang dimiliki. Tak terkecuali untuk beberapa restoran yang berdiri di Jakarta yang memiliki nuansa Indonesia yang kental, baik dari segi arsitektur, hingga beragam menu yang disajikan.
Tak ketinggalan beragam event yang dihadirkan pun selalu syarat akan seni dan budaya, seperti pada perhelatan Ballet Jawa – Cross Cultural Collaboration Project Presentation and Discussion. Kolaborasi event antara Ballet.id dengan West Australian Ballet (WAB) ini akan ditampilkan secara virtual melalui zoom dari Tugu Kunstkring Paleis sebagai official venue partner pada hari Minggu, 7 Februari 2021.
Seperti yang diketahui, dalam dunia kesenian, seniman-seniman tari terus menjajaki cara baru dan berinovasi dalam berkarya. Situasi pandemi dan trend modernitas yang tidak dapat kita hentikan lajunya membuat seniman harus selalu mengacu kepada inovasi atau “sesuatu yang baru”. Inovasi budaya atau sesuatu yang baru mampu meningkatkan kedudukan Indonesia di dunia internasional. Selain berinovasi dengan medium daring dalam situasi pandemi ini, karya tari itu sendiri juga harus inovatif.
Salah satu inovasi yang dapat dilakukan adalah dengan menggabungkan tari tradisi Indonesia dengan
konsep modern yang diminati generasi muda di seluruh dunia tanpa mengurangi khazanah dari budaya itu
sendiri. Karya inovasi ini dapat memberikan pengalaman, inspirasi baru bagi para penggiat seni tari di
Indonesia. Karya ini juga akan lebih mudah diterima, dan dinikmati oleh generasi muda dan penikmat seni
tari di dunia, karena dikemas secara modern namun tetap dengan cita rasa dan jiwa Indonesia.
Untuk itulah, perhelatan event ini ditujukan untuk menemukan gaya balet yang berbicara tentang budaya
Indonesia yang dinamis, yang dapat memperkaya dunia tari ballet dan tradisi Indonesia. Program yang
awalnya bertitelkan “Jawa Ballet: Merajut Harmoni Keragaman” ini berlangsung selama 1,5 bulan, di mana
8 penari (4 penari ballet dan 4 penari Jawa) melakukan eksplorasi gerak ballet dan Jawa, bertukar ilmu dan
pemahaman tentang dua jenis tarian yang berbeda. Kemudian mencari titik temu kedua tarian ini dalam
ketubuhan penari masing-masing.
Program ini turut didukung pula oleh Australia-Indonesia Institute, yang menyatukan koreografer tradisional
berbasis di Jakarta Bathara Saverigadi Dewandoro dari Swargaloka, penari balet yang berbasis di Jakarta, guru dan manajer program Mariska Febriyani, dan koreografer ternama Indonesia-Australia, Melanie Lane. Program acara yang ditampilkan adalah presentasi hasil eksplorasi selama bulan Januari dan diskusi terbuka dengan seniman-seniman senior Jawa, Ballet dan kontemporer, baik dari dalam dan luar negeri.
Temukan ragam inspirasi karya seni, budaya, dan romantisme Indonesia yang tak lekang oleh waktu di Tugu Kunstkring Paleis. Setiap jengkal ruangannya “bertutur” memberikan ekstase imajinasi zaman kolonial dahulu kala pada setiap pengunjungnya.
Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi:
Tugu Kunstkring Paleis
Jl. Teuku Umar No.1, Gondangdia, Menteng, Jakarta Pusat 10350
T. +62213900899 | E. kunstkring@tuguhotels.com | https://tuguhotels.com
Informasi mengenai event ini juga dapat dibaca pada artikel HighEnd Magazine
KLIK DI SINI untuk menyaksikan live streaming Pertunjukan Jawa Ballet: Weaving the Harmony of Diversity, pada hari Minggu, 7 February 2021, mulai dari jam 15.00 WIB.