Indonesia Cultural Dining Series, Bukti Konsistensi Hotel Tugu Malang Promosikan Budaya Indonesia (seru.co.id)

Artikel asli diterbitkan oleh Seru.co.id. Baca DI SINI.

Penulis: Suyonowarso

 

Malang, SERU.co.id – Sempat vakum karena Covid-19, Hotel Tugu Malang kembali gelar Indonesia Cultural Dining Series (ICDS). Kali ini, nyanyian dan tarian tradisional Papua memukau para pengunjung turis mancanegara. Pertunjukan budaya ini menjadi bukti konsistensi hotel Tugu mempromosikan kebudayaan Indonesia.

Media Relations Hotel Tugu Malang, Budi Sesario mengatakan, acara kuliner budaya Indonesia ini digelar di SaigonSan Restaurant. Tamu disuguhkan beragam hidangan lezat dan penampilan budaya Papua oleh masyarakat asli Papua.

“Sebenarnya ini acara rutinan kami setiap tanggal 15 di setiap bulannya, tetapi sempat terhenti karena pandemi. Nantinya akan ditampilkan berbagai penampilan budaya dari berbagai daerah dengan penampilan autentik. Rencananya bulan depan ada pertunjukan Jaipong dari Jawa Barat,” seru Rio, sapaan akrabnya.

Lebih lanjut, ICDS menjadi bukti konsistensi hotel Tugu dalam mempertahankan dan mempromosikan kebudayaan Indonesia. Hotel Tugu menghadirkan pameran seni, pertunjukan budaya dan acara spesial lainnya. Sehingga tidak hanya menjadi tempat menginap, tetapi juga menjadi destinasi budaya membanggakan.

“Hotel Tugu Malang terus hadir dengan berbagai kreativitas luar biasa dalam bidang kuliner. Lewat pertunjukan tarian tradisional Papua, tergambar cerita dan budaya wilayah timur Indonesia yang eksotis. Kemudian dipersembahkan dengan kostum dan musik tradisional khas, memberikan pengalaman budaya mendalam bagi para tamu,” terang Rio, Sabtu (15/6/2024) malam.

Menurut Rio, apresiasi warisan budaya Indonesia menjadi misi penting hotel Tugu Malang. Dengan upaya terus menerus, hotel Tugu siap menjadi pusat kegiatan budaya dinamis dan berpengaruh. Mulia dari skala lokal hingga internasional.

“ICDS bertempat di SaigonSan Garden Café & Rooftop by Kawisari, area semi-outdoor eksklusif terinspirasi dari suasana Timur Tengah. Para tamu serasa dibawa menjelajahi kisah 1001 malam, dengan pohon palem dan lampu gantung elegan. Hasilnya semakin menambah kesan etnik penampilan penari tradisional Papua ini,” pungkas Rio. (afi/ono)