Loji Kawisari, Private Staycation Tapi Seru di Tengah Kebun Kopi Blitar (detik.com)

Artikel asli diterbitkan oleh Detik.com. Baca DI SINI.

Penulis: Erliana Riady

 

Blitar – Staycation yang privat untuk keluarga bisa ditemukan di Kabupaten Blitar. Di tengah sejuknya hawa perkebunan kopi Kawisari, ada loji peninggalan Belanda yang bisa jadi pilihan destinasi baru.

Loji ini dulunya bernama Harmoni te Kawisari. Loji ini dibangun bersamaan perkebunan ini didirikan pada tahun 1870. Desain arsitektur asli bangunan dirancang oleh Firma Architect Aannnemer J.P Barends yang berkantor di Villaparkweg-4 Bandung.

Namun, seiring berjalannya zaman, bangunan Indies ini mengalami perombakan beberapa kali. Dari depan, fasad kokoh ciri khas bangunan Indies dipertahankan. Memasuki lobi dan ruang utama, kesan oriental kental terasa.

Beberapa ornamen dan interior yang dipajang, merupakan koleksi vintage peninggalan kuno Tiongkok. Seperti beberapa guci klasik, lukisan dan foto dokumenter yang direpro dalam ukuran besar kemudian dibingkai. Rekam jejak sejarah perkebunan dan bangunan ini bisa dilihat di setiap sudut ruangan yang berhawa adem ini.

“Ada lima kamar kami sediakan untuk staycation. Masing-masing kamar ada dua bed besar, karena memang biasanya wisata yang menginap di sini bareng-bareng sama keluarganya,” kata Bagian Pengembangan Perkebunan Kawisari, Agus Harianto kepada detikJatim, Minggu (16/7/2023).

Agus juga mengakui tingkat kunjungan wisatawan di tempat ini stabil dari tahun ke tahun. Karena, lokasi di sini tergolong wisata minat khusus yang bersifat privat. Hanya para wisatawan dalam negeri maupun mancanegara yang ingin menikmati waktu libur mereka tanpa adanya banyak wisatawan lain di lokasi yang sama.

Mengintip kamar di Loji Kawisari ini terlihat lapang. Dua bed besar tampak berjajar tertata rapi. Sofa dengan desain simpel dan familiar, tata lampu yang elegan, menambah kesan ruangan ini memang untuk berkumpul hangat dengan keluarga.

Karena berada di 1.000 mdpl, kamar-kamar Loji Kawisari tidak terpasang mesin pendingin. Ruang utama terbuka dan berhubungan langsung dengan kebun dan taman, sehingga sirkulasi udara bebas dengan kesejukan alaminya.

“Biasanya kami tawarkan paket keluarga. Jadi menginap di sini tidak hanya tiduran. Tapi kami ajak keliling kebun kopi, sengon dan karet. Kemudian kami ajak menanam sayuran hidroponik dan memanen madu jika musim bunga kopi. Juga bisa ikut memetik kopi kalau saatnya pas dengan musim panen,” ulasnya.

Yup, musim panen kopi tiba sekitar bulan Juli sampai September. Saat inilah wisatawan bisa berbaur langsung dengan pekerja perkebunan untuk ikut memetik kopi, menyangrai di atas tungku kayu dengan gerabah tanah liat. Dan merasakan sensasi ngopi langsung dari kebunnya.

Selama ini, wisatawan mancanegara lebih sering berkunjung ke sini. Walaupun tak sedikit juga wisatawan dalam negeri yang berasal dari Bandung dan Jakarta. Mereka tertarik menginap dan menyaksikan aktivitas pekerja kebun, sebagai pengalaman empirik yang mungkin tidak bisa ditemui di negara atau daerah asalnya di perkotaan.

“Karena menginap di Loji Kawisari adalah liburan yang privat, penuh ketenangan, kesejukan dan berkumpul bersama orang-sederhana yang tulus menyambut kami dengan ramah,” begitu ungkap Mart Keith, seorang wisatawan mancanegara.