Artikel asli diterbitkan oleh iNews.id. Baca DI SINI.
Penulis: Chocholie Cheline Gioh
JAKARTA, iNews.id – Sejarah Tugu Kunsktring Palais, bangunan peninggalan Belanda, patut disimak. Tugu tersebut diresmikan oleh Gubernur Jenderal Pemerintah Hindia Belanda Frederick Idenburg pada 17 April 1914.
Pada awalnya kepemilikan gedung diatasnamakan oleh Nederlandsch Indische Kunstkring (Asosiasi Lingkar Seni Hindia Belanda). Pada 1914 sampai 1942, gedung kesenian yang berada di Jalan Teuku Umar Nomor 1, Menteng, Jakarta Pusat, itu menjadi tempat yang identik dengan masyarakat kelas atas.
Selain pergelaran seni, di gedung ini pernah diadakan pameran lukisan yang memajang hasil karya Pablo Picasso dan Vincent Van Gogh.
Sejarah Tugu Kunstkring Palais
Tugu Kunstkring Palais didesain oleh Pieter Adriaan Jacobus Moojen dan menjadi tempat para seniman profesional bertumbuh kembang. Berbagai pameran hingga kerajinan ukiran Bali juga digelar di sini. Selain karya Vincent Van Gogh dan Pablo Picasso, lukisan kelas dunia karya Paul Gauguin dan Marc Chagall juga sempat dipamerkan di sini.
Gedung ini dibangun sebagai tempat pameran, pergelaran seni, kuliah seni, dan kelas melukis. Namun ada juga perpustakaan berisi berbagai macam jenis buku, terutama seni.
Hingga pada 1950, Gedung Palais beralih fungsi sebagai Kantor Imigrasi Jakarta Pusat sampai 1993. Beberapa tahun kemudian, Kantor Imigrasi Jakarta Pusat pindah ke Jalan Merpati, Blok B12, Nomor 3 Kemayoran, kemudian Gedung Kunstkring terbengkalai selama beberapa tahun.
Kemudian pada 2007, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta merenovasi dan menyewakannya kepada grup hotel dan restoran.
Gedung tersebut didesain dengan konsep ornamen khas Jawa, Eropa, dan Oriental. Dalam Gedung Tugu Kunstkring Palais terdapat ruang privat seperti Soekarno Room yang didedikasikan untuk mengenang Presiden pertama RI. Di dalamnya dipajang lukisan Soekarno.
Adapun ruang makan utama Tugu Kunstkring Palais memiliki langit-langit tinggi yang dinamakan Ruang Pangeran Diponegoro. Di sana terdapat lukisan berukuran 9×4 meter menggambarkan penangkapan Pangeran Diponegoro saat akan diasingkan oleh Belanda.
Hingga saat ini Tugu Kunstkring Palais menjadi restoran mewah yang menyajikan menu-menu masakan daerah. Rijsstafel ala Betawi menjadi menu andalan dari restoran ini, beberapa hidangan juga disajikan sambil beratraksi.