Gedong Gandrung Hotel Tugu Lombok, Terinspirasi Mahakarya Romantisme Ramayana ( malang-post.com )

Artikel asli diterbitkan oleh Malang-Post.com. Baca DI SINI.

Penulis: publishermp

 

 

Lombok – Mereka yang suka traveling tentu belum sempurna apabila belum ke Pulau Lombok , Nusa Tenggara Barat (NTB). Pulau ini menawarkan eksotika bak surga untuk destinasi wisata pantai hingga pegunungan. Sedikitnya 15 destinasi wisata yang sangat menarik untuk dikunjungi. Di antaranya, Pantai Senggigi, Gili Trawangan, Gili Air, Pantai Bangko-bangko, Pantai Tangsi, Pantai Tanjung Aan, Dusun Sade, Gunung Rinjani, Bukit Pergasingan, dan lainnya.

Belum lengkap rasanya, apabila Anda belum mengagendakan kunjungan ke salah satu destinasi Gedong Gandrung. Bangunan mewah milik Hotel Tugu Lombok ini berada di Jalan Sigar Penjalin Village, Sire Beach, Tanjung Lombok. Destinasi ini menawarkan nilai- nilai historis budaya peninggalan masa lalu yang kental dengan kisah romantisme percintaan.

Gedong dalam bahasa Indonesia kuno dapat diartikan sebagai Aula.Sementara, Gandrung merupakan cinta romantis yang kuat dan penuh gairah; kegilaan yang tak tertahankan.

Terinspirasi dari karya seni brilian dari arsitek istana terkenal Lombok dan Bali seribu tahun lalu, Gedong Gandrung diciptakan oleh pemilik dan desainer Tugu Hotels & Restaurants, Anhar Setjadibrata. Tujuannya, untuk menghidupkan kembali mahakarya sejarah Indonesia akan romantisme yang hampir atau bahkan sudah terlupakan.

Sementara untuk arsitektur dan interior aula pernikahan Gedong Gandrung yang diciptakan oleh Hotel Tugu Lombok, terinspirasi dari mahakarya arsitek dan pelukis ternama Bali dan Lombok, I Gusti Gedong (1850-1894) dan I Gusti Nyoman Lempad (1862-1978).

I Gusti Gedong merupakan arsitek pribadi Gde Karang Asem yang merupakan raja terakhir Bali di Lombok. Raja Gde Karang Asem berkuasa hingga tahun 1894 kala dia diperdaya oleh pemerintah kolonial Belanda. Dia kemudian ditangkap dan diasingkan ke Batavia karena menolak untuk menyerah pada pemerintahan kolonial. Setelah diasingkan, istana Cakranegara pun dihancurkan dan diikuti oleh kematian arsiteknya, I Gusti Gedong.

Karya I Gusti Gedong dapat kita temukan di berbagai istana di Lombok dan Bali. Karena dir memang bekerja hanya untuk keluarga kerajaan. I Gusti Gedong kerap mengambil inspirasi dari arsitektur kuno, seribu tahun sebelumnya di Lombok. Karena itu, karyanya kerap terlihat rumit dengan detail dan ciri khas Bali dan juga Lombok yang kental. Tema-tema khas era itu sering ia padukan ke dalam karya-karyanya, seperti legenda kisah cinta Ramayana dan Mahabharata.

Sementara itu, salah satu gerbang Gedong Gandrung terinspirasi dari karya pelukis kondang I Gusti Nyoman Lempad, yang merupakan seniman jenius asal Ubud Bali. Dua lukisan terkenal yang dibuatnya pada tahun 1929 yang berjudul “Seorang kesatria sedang menghajar raksasa”, dan “Anak tiri yang ditolong oleh burung ajaib” kini dapat ditemukan di Museum Nasional Wina, Austria, yang didonasikan oleh Helene Potjewyd.

Keunikan dan keindahan Gedong Gandrung menggambarkan kemegahan istana Lombok ribuan tahun lalu. Gedong Gandrung menceritakan kisah cinta Rama dan Sinta. Putri Sinta yang terpisah selama tiga belas tahun dari pangeran kesayangannya Rama, saat dia diculik oleh Rahwana. Sebuah lampu gantung raksasa di Gedong Gandrung dibentuk dari burung ajaib dan sakti yang telah membantu menyatukan kembali cinta Rama dan Sinta.

Gedong Gandrung adalah tempat yang menginspirasi cinta sejati, tempat untuk mengucapkan sumpah abadi satu sama lain, di bawah saksi bisu pasangan abadi Rama dan Sinta dari legenda Ramayana. Ini juga merupakan persembahan seni yang dengan bangga kami persembahkan untuk kehidupan dua seniman jenius Indonesia, I Gusti Gedong dan I Gusti Nyoman Lempad.