Imlek telah dirayakan oleh keluarga-keluarga Babah di Indonesia seminggu yang lalu. Disetiap rumah keluarga Babah, sehari menjelang Imlek, terdapat meja persembahyangan yang dimana dapat dijumpai belasan macam lauk pauk yang lezat, manisan, minuman, rokok, arak putih, buah-buahan. Pada sore hari menjelang malam, biasanya acara persembahyangan dimulai. Kepala keluarga atau yang dituakan memulai acara dengan memanjatkan doa kepada Tuhan Allah, lalu menyebut semua nama luluhur agar berkenan turun ke bumi menikmati hidangan perjamuan. Selama acara persembahyangan yang berlangsung 2-3 jam itu tak henti-hentinya dipanjatkan doa sambil menambah dupa yang dibakar di dalam anglo kecil. Acara persembahyangan selesai bila hio telah hampir padam, dan telah dilakukan Sio Pwee, yaitu melemparkan dua mata uang gobang yang harus jatuh mlumah murep (dua sisi yang berbeda), tanda bahwa semua arwah leluhur telah mengijinkan persembahyangan ditutup dan ganti anak cucu dipimpin tetua keluarga menyantap hidangan.
Di Dapur Babah Elite, khusus pada hari istimewa itu, Dewa Dapur yang selalu menjaga Dapur Babah selama setahun, telah menghilang karena harus memberikan report atas semua perbuatan dan prestasi Dapur Babah selama satu tahun kepada Dewa Thian di kayangan. Sebagai gantinya, interior dihiasi dengan foto-foto para nenek moyang orang-orang Babah, 4 dari lukisan-lukisan kuno itu berasal dari dinasti Kang Xi yang telah berusia 300 tahun. Salah satu dari lukisan nenek moyang itu telah dicuri dari suatu pameran dengan cara diiris dengan pisau.
Setiap malam tahun baru Imlek diadakanlah sembayang persembahan kepada nenek-nenek moyangnya. Menu-menu sembahyang tahun baru Imlek dipengaruhi 3 unsur budaya sehingga ada menu lodeh dari Jawa, ada kue Bluder pengaruh Belanda, ada sayur asin pengaruh dari Cina. Setelah malam harinya diadakan sembahyangan dengan menu-menu lengkap maka esok harinya pagi-pagi orang-orang tua duduk dikursi kebesaran untuk menerima penghormatan atau disebut juga sodjah dan sodjah kui yaitu dalam bentuk berlutut pada saat itu diberikanlah hadiah-hadiah yang dibungkus kertas merah oleh para tetua, lalu disusul dengan misoa panjang usia dan diikuti dengan kunjung mengunjung. 15 harinya kemudian acara imlek selesai dan ditutup dengan pesta LONTONG TJAP GOMEH.